Viral di TikTok: Camilan Nitrogen Bisa Sebabkan Luka Bakar, Benarkah?

Viral di TikTok

Viral di TikTok – TikTok kembali dihebohkan dengan tren baru yang kali ini cukup mengkhawatirkan. Video-video yang menampilkan camilan nitrogen, atau yang kerap disebut “dragon’s breath” karena efek asap yang keluar dari mulut dan hidung saat memakannya, kembali viral. Namun bukan sekadar efek visual yang jadi sorotan. Banyak pengguna mulai mempertanyakan: apakah camilan nitrogen ini benar-benar aman? Atau justru menyimpan bahaya serius seperti luka bakar?

Fenomena ini tidak sekadar menarik secara visual—tetapi juga menyeret isu kesehatan yang patut jadi perhatian. Camilan dengan efek “asap naga” ini telah menyebabkan beberapa kasus cedera, dan sejumlah pakar mulai angkat suara. Mari kita telusuri lebih dalam.

Efek Wow yang Menyesatkan

Pada pandangan pertama, dragon’s breath memang terlihat seperti camilan ajaib. Berupa sereal atau makanan ringan lain yang disemprot atau direndam dengan nitrogen cair, lalu ketika dimakan, mulut dan hidung mengeluarkan asap putih menyerupai embusan napas naga. Tak heran, anak-anak dan remaja menjadi target utama sensasi ini. Visual yang “keren” dan sensasi dingin saat dikunyah jadi daya tarik utama.

Namun di balik efek “wow” itu, nitrogen cair bukan bahan main-main. Nitrogen cair memiliki suhu ekstrem hingga -196 derajat Celsius. Jika tidak ditangani dengan benar, nitrogen cair bisa menyebabkan luka bakar dingin, kerusakan jaringan, bahkan pecahnya lambung jika tertelan dalam kondisi masih aktif.

Kasus Luka Bakar dan Bahaya Nyata

Beberapa laporan menyebutkan kejadian di mana anak-anak mengalami luka bakar serius di mulut dan lambung setelah mengonsumsi dragon’s breath. Di Filipina, pemerintah bahkan mengeluarkan peringatan resmi setelah sejumlah anak dilarikan ke rumah sakit karena muntah darah usai mengonsumsi camilan ini. Di Indonesia, beberapa kasus serupa mulai bermunculan dan menjadi bahan diskusi hangat di berbagai platform, terutama TikTok dan Twitter.

Dokter spesialis anak menyebut bahwa nitrogen cair seharusnya tidak boleh dikonsumsi secara langsung. Meskipun menguap dengan cepat, sisa nitrogen yang belum sepenuhnya menguap bisa menyebabkan kerusakan pada organ pencernaan. Bayangkan saja: Anda menelan sesuatu yang suhunya hampir serendah luar angkasa — jelas bukan keputusan cerdas.

Pengawasan Lemah, Edukasi Terbatas

Masalah lainnya adalah lemahnya pengawasan terhadap penjual camilan nitrogen ini. Banyak penjual kaki lima yang menjajakan dragon’s breath tanpa pelatihan atau prosedur keamanan yang memadai. Tidak sedikit dari mereka yang bahkan tidak tahu bahwa nitrogen cair harus benar-benar menguap sebelum makanan bisa dikonsumsi.

Di sisi lain, masyarakat sendiri pun masih banyak yang belum paham. Edukasi mengenai bahaya nitrogen cair hampir tidak ada. Yang tersisa hanya efek visual dari TikTok — tanpa konteks, tanpa peringatan.

Mengapa Ini Bisa Viral?

Tren TikTok memang tidak pernah kehabisan kejutan. Dari challenge berbahaya hingga makanan ekstrem, algoritma TikTok seperti sengaja mendorong konten yang mencolok dan sensasional. Dalam konteks camilan nitrogen, efek asap dan “tampilan keren” jadi modal utama untuk viral. Tapi yang tidak banyak disadari adalah bahwa viral tidak selalu berarti aman.

Anak-anak dan remaja cenderung meniru tanpa pikir panjang. Dan jika orang tua tidak waspada, bukan tidak mungkin bahayanya datang terlalu cepat. Di sinilah seharusnya peran pemerintah, influencer, dan media sosial bekerja sama untuk mengedukasi sekaligus memperingatkan.

Baca juga: https://www.daycarecenterbessemer.com/

Apa yang Harus Dilakukan?

Langkah awal tentu adalah menghentikan konsumsi camilan nitrogen sembarangan, terutama yang dijual di pinggir jalan tanpa pengawasan atau label keamanan. Edukasi terhadap anak-anak harus dilakukan sejak dini, bahwa tidak semua yang terlihat keren di media sosial layak untuk dicoba.

Pemerintah juga perlu bertindak cepat: lakukan pengawasan lebih ketat terhadap penjual makanan berbahan kimia ekstrem. Sementara itu, media sosial seperti TikTok perlu memperketat moderasi konten yang berpotensi berbahaya.

Tren boleh seru, konten boleh viral, tapi kalau sampai membahayakan nyawa, apakah masih layak dipertahankan? Jangan sampai rasa penasaran berubah menjadi penyesalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version